Mengenal Danau Sentani Dan Legenda Penunggang Kuda
Berada pada wilayah paling timur Indonesia serta jarang terjamah tentu saja buat banyak wilayah potensial di Papua yang masih belum terekspos. Jika bicara tentang destinasi, maka satu tempat yang banyak sering di kunjungi ataupun populer pada umumnya hanya menyebut Raja Ampat. Padahal, masih terdapat deretan destinasi yang sangat menarik untuk di gali lebih dalam, salah satunya yaitu Danau Sentani.
Ada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops, membuat Danau Sentani mempunyai luas total sekitar 9.360 hektar. Juga dengan kedalaman mencapai 70 meter. Terbentang di antara Kota serta Kabupaten Jayapura, danau yang paling luas pada Papua ini juga mencakup 24 desa dengan sejumlah kesenian serta budaya yang sangat menarik untuk para wisatawan.
Tidak hanya di selimuti dengan kekayaan seni serta budaya, Danau Sentani juga bisa di sokong dengan kekayaan alam yang memukau. Khususnya yaitu fauna berjenis ikan pada habitat danaunya sendiri. Cerita’Yoo Tercatat jika pada danau ini ada sekitar 30 spesies ikan air tawar. Di mana empat di antaranya juga adalah spesies endemik yang hanya berada di tempat tersebut.
Legenda di Balik Danau Sentani
Jika membahas tentang eksistensi dari Danau Sentani secara lebih dalam, sejatinya bahwa wilayah ini tidak lepas dari sebuah legenda. Tentang asal-usul masyarakat yang diami wilayah itu serta telah hidup secara turun-temurun. Yang mana sebagai cerita rakyat yang juga di warisi oleh nenek moyang. Pada zaman dulu sejumlah penduduk purba yang mana dari wilayah Papua Nugini lakukan perjalanan panjang dan mengendarai seekor naga, tujuan mencari wilayah yang baru yaitu untuk di tinggali.
Tetapi malangnya, naga yang sudah di kendarai konon tidak bisa terbang lebih jauh lagi. Oleh karena itu, terjatuh ke sebuah danau sangatlah besar dan mati serta terendam di dalamnya. Danau ini yang lalu di kenal sebagai Danau Sentani. Walaupun terjatuh, tetapi nasib yang sama di yakini tidak kena masyarakat purba yang menunggangi naga. Mereka akan selamat serta di ceritakan terjebak pada bagian atas. Di mana, bagian tubuh naga yang menyembul keluar dari bagian permukaan danau. Oleh karena itu, mereka kemudian terdampar di danau itu dan tinggal pada tubuh naga yang mati.
Masih soal legenda, bagian kepala naga yang jatuh lalu mati itu saat ini jadi pulau pada sisi timu danau. Sedangkan bagian ekornya jadi pulau pada sisi barat serta bagian tubuhnya jadi pulau di bagian tengah yang mana kemudian kini di kenal sebagai Pulau Asei. Berangkat dari legenda yaitu sampai kini warga Sentani percaya jika asal-usul ini benar dari kisah berbagai orang Papua Nugini yang menunggangi naga serta terdampar di Sentani storyups.com.