Cerita Ande-Ande Lumut dan Si Cantik yang Sederhana

Cerita Ande-Ande Lumut si cantik yang sederhana dari tanah Jawa bercerita tentang nilai sejati yang tersembunyi di balik kesederhanaan.

Cerita Ande-Ande Lumut dan Si Cantik yang Sederhana
Di sisi lain, di suatu dusun yang jauh dari gemerlap istana, hiduplah seorang janda yang mengasuh empat orang anak perempuan yang bukan darah dagingnya sendiri. Keempat gadis itu memiliki rupa yang elok, mengenakan pakaian yang gemerlap, dan setiap kata-kata mereka disusun bak pujangga istana.

Namun, sang janda memiliki satu anak kandung, gadis paling bungsu, yang tak menarik perhatian dalam hal rupa, namun menyimpan lautan keikhlasan di balik pandangannya yang sederhana. Ia bernama Kleting Kuning.

tebak skor hadiah pulsa  

Si Gadis Biasa yang Menyimpan Cahaya Istimewa

Berbeda dengan keempat saudari tirinya yang gemar bersolek dan memamerkan kemewahan, Kleting Kuning tumbuh dengan kesahajaan. Ia kerap merapikan halaman rumah, mencuci pakaian, menimba air di sumur, dan tak pernah lalai dalam menyambut sang ibu dengan senyum yang tulus. Sementara saudari-saudarinya merasa bangga dengan perhiasan dan gincu, Kleting Kuning cukup bahagia dengan kain lusuh dan ikat kepala yang tak pernah diganti.

Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan kecerdasan, keteguhan, dan kebaikan hati yang tak terkira.

Pengumuman dari Negeri Jauh

Suatu hari, datang kabar yang membuat seluruh gadis di negeri itu gegap gempita. Ande-Ande Lumut, sang pemuda idaman, hendak memilih seorang gadis untuk menjadi pendamping hidupnya. Ia membuka kesempatan bagi siapa pun yang hendak menjadi istrinya, asalkan mampu melewati rintangan yang ia siapkan.

Keempat saudari Kleting Kuning pun bersiap dengan semangat membara. Mereka berdandan dari kepala hingga kaki, menyemprotkan minyak wangi, dan mengenakan kain batik terbaik. Mereka percaya diri bahwa dengan kecantikan dan busana yang memukau, sang pangeran takkan bisa menolak.

Kleting Kuning, yang awalnya hendak tinggal di rumah dan menjaga dapur, memutuskan untuk turut pergi. Namun sang ibu tiri menertawakannya.

“Dengan pakaian sepertimu, hanya malu yang kau bawa,” cibir sang janda.

Namun Kleting Kuning tetap melangkah. Ia tak memakai riasan, tak membawa perhiasan, hanya mengenakan pakaian bersih yang sederhana dan seutas kain untuk mengikat rambutnya yang dibiarkan tergurai.

Baca Juga: Cerita Legenda Batu Menangis, Kisah Misteri dari Tanah Jawa

Rintangan di Tepi Sungai

Rintangan di Tepi Sungai
Perjalanan menuju istana Ande-Ande Lumut harus melewati sebuah sungai yang dijaga oleh Yuyu Kangkang, sosok makhluk amfibi raksasa yang dikenal licik dan suka mengambil upeti.

Keempat saudari cantik itu tiba lebih dahulu. Saat hendak menyeberang, Yuyu Kangkang menuntut ciuman sebagai bayaran. Tanpa berpikir panjang, keempat gadis itu menyanggupi, karena mereka hanya ingin segera tiba dan memikat Ande-Ande Lumut.

Tak lama setelahnya, Kleting Kuning tiba. Ia pun diminta hal yang sama oleh Yuyu Kangkang. Namun, dengan keteguhan dan kehormatan yang ia junjung, Kleting Kuning menolak. Ia berkata:

“Aku lebih memilih pulang daripada mengorbankan harga diri.”

Kejujurannya menyentuh langit. Tiba-tiba, seekor burung bangau datang menurunkan seutas tali emas dari atas pohon. Dengan bantuan itu, Kleting Kuning menyeberangi sungai tanpa harus menyerahkan apa pun pada Yuyu Kangkang. Ia pun melanjutkan perjalanan dengan hati yang damai.

Pemilihan Sang Gadis Terpilih

Setiba di istana, Ande-Ande Lumut menyambut semua gadis dengan hormat. Para pelamar duduk berbaris, memamerkan senyum yang dibuat-buat dan pujian yang tak berhenti mengalir. Namun, ketika Ande-Ande Lumut berdiri dan menatap satu per satu wajah di hadapannya, matanya berhenti pada sosok yang paling sederhana.

“Aku memilih gadis yang paling akhir datang,” ujar Ande-Ande Lumut dengan suara lantang.

Semua terperangah. Keempat saudari cantik itu nyaris tak percaya. Namun Ande-Ande Lumut menambahkan:

“Wajah bisa disamarkan, kata bisa dimanipulasi, tapi kehormatan dan kebaikan hati tak bisa disembunyikan. Aku telah tahu apa yang kalian berikan kepada Yuyu Kangkang. Dan aku telah menyaksikan keberanian seorang gadis yang tetap menjaga dirinya, meski ia bisa saja menyerah.”

Kleting Kuning tersipu, tapi ia tak berkata apa-apa. Hanya senyum sederhana yang keluar dari bibirnya.

Makna di Balik Cerita

Kisah Ande-Ande Lumut dan Kleting Kuning bukan sekadar dongeng klasik dari tanah Jawa. Ia adalah pelajaran abadi tentang nilai sejati yang tersembunyi di balik kesederhanaan. Dunia kerap terkecoh oleh gemerlap, tapi mereka yang memiliki mata batin akan melihat jauh lebih dalam.

Kleting Kuning mengajarkan bahwa kecantikan sejati lahir dari keberanian menjaga martabat, dari kesetiaan pada prinsip, dan dari kesederhanaan yang tak dibuat-buat. Sementara Ande-Ande Lumut menjadi simbol dari seorang pemimpin sejati yang memilih dengan mata hati, bukan hanya mata kepala.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di storydiup.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari mtsn4sda.sch.id
  • Gambar Kedua dari tribunnews.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *