Mashur, Nelayan Asal Semarang yang Menghidupi Diri Dengan Melukis Perahu

Di pesisir utara Semarang, tepatnya di kampung nelayan Tambakmulyo, hidup seorang nelayan yang memiliki keahlian melukis di perahu.

Mashur,-Nelayan-Asal-Semarang-yang-Menghidupi-Diri-Dengan-Melukis-Perahu

Mashur, lelaki yang juga dikenal sebagai nelayan kerang hijau, menyisihkan waktunya untuk melukis perahu nelayan dengan motif-motif yang khas dan menarik. Kegiatan melukis perahu ini bukan sekadar hobi, melainkan sumber penghasilan tambahan yang cukup membantu kehidupannya.

tebak skor hadiah pulsa  

Awal Mulai Melukis Perahu

Mashur mulai belajar melukis perahu sejak remaja, tepatnya saat berumur 14 tahun. Awalnya, ia hanya mengecat perahu milik kakaknya sendiri dengan gambar-gambar sederhana seperti garis dan tulisan. Seiring waktu, keahliannya berkembang dan kini ia mampu membuat motif yang lebih kompleks dan berwarna-warni, mulai dari motif batik, selendang, hingga tulisan tiga dimensi yang mempercantik perahu nelayan.

Keahlian ini ia pelajari secara otodidak, setelah sempat belajar selama satu tahun di sekolah grafika. Dari sana, ia mengenal teknik sablon dan menggambar, kemudian terus berlatih hingga mahir melukis langsung di badan kapal.

Proses dan Teknik Melukis Perahu

Melukis perahu bukan pekerjaan yang mudah dan membutuhkan ketelitian serta kesabaran. Mashur mengerjakan seluruh sisi kapal, mulai dari kanan, kiri, hingga bagian belakang. Untuk perahu kecil, ia bisa menyelesaikan lukisan dalam setengah hari, sedangkan untuk perahu besar membutuhkan waktu sekitar dua hari, tergantung kondisi cuaca.

Cat yang digunakan pun bukan sembarangan, kebanyakan nelayan menggunakan cat Avian yang tahan terhadap air laut. Jika warna yang dibutuhkan tidak tersedia, Mashur akan mencampur sendiri warna-warna seperti biru dengan kuning menjadi hijau, atau putih dengan merah menjadi pink.

Harga dan Sistem Pembayaran yang Fleksibel

Menariknya, Mashur tidak menetapkan harga tetap untuk jasanya. Ia menerima bayaran berdasarkan keikhlasan pemilik perahu. Ada yang membayar Rp50 ribu, ada pula yang memberi hingga Rp500 ribu, tergantung ukuran kapal dan kerumitan motif yang dipesan.

Sistem ini membuatnya semakin disukai oleh para nelayan yang menganggap lukisan perahu sebagai identitas dan kebanggaan mereka.

Baca Juga: Misteri Gunung Tanpa Ujung: Cerita Rakyat atau Gerbang Dimensi?

Melukis Perahu Sebagai Sumber Penghasilan

Melukis-Perahu-Sebagai-Sumber-Penghasilan-Tambahan

Selain melaut dan menangkap kerang hijau, melukis perahu menjadi pekerjaan sampingan yang cukup membantu Mashur dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat musim panen kerang sedang sepi, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan kuas dan cat di dermaga.

Kadang kala, ia juga mengerjakan pekerjaan borongan lain seperti memasang bambu atau membantu proyek bangunan. Menurut Mashur, melukis perahu sudah menjadi bagian dari hidupnya dan memberinya kepuasan tersendiri karena bisa menciptakan karya yang bermanfaat bagi komunitas nelayan.

Makna dan Fungsi Lukisan Perahu Bagi Nelayan

Lukisan pada perahu nelayan bukan sekadar hiasan, melainkan memiliki makna penting. Biasanya, nama kapal yang dicantumkan di badan kapal adalah nama resmi yang tercantum dalam dokumen Pas Kecil.

Selain nama, pemilik kapal sering meminta motif tambahan agar perahunya terlihat menarik dan mudah dikenali saat melaut. Motif yang beragam juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan nelayan, sekaligus memperindah pemandangan di pelabuhan dan laut.

Peran Mashur Dalam Pelestarian Budaya Nelayan

Dengan kemampuannya melukis perahu, Mashur turut melestarikan budaya dan tradisi nelayan di Semarang. Karya-karyanya tersebar di banyak kapal yang bersandar di Tambakmulyo dan sekitarnya, menjadi bagian dari warisan budaya pesisir yang unik dan bernilai seni.

Keahliannya yang diperoleh secara otodidak menunjukkan bagaimana tradisi dan kreativitas bisa tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan nelayan yang sederhana.

Kesimpulan

Mashur adalah sosok nelayan asal Semarang yang tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan laut, tetapi juga menghidupi diri dengan melukis perahu nelayan. Keahliannya yang dimulai sejak remaja kini menjadi sumber penghasilan tambahan yang membantu memenuhi kebutuhan hidup. Dengan teknik melukis yang rapi dan motif yang beragam, Mashur memberikan warna dan identitas bagi kapal-kapal nelayan di Tambakmulyo.

Karya seni yang ia hasilkan bukan hanya memperindah perahu, tetapi juga melestarikan budaya nelayan yang kaya akan tradisi dan kreativitas. Kisah Mashur menjadi inspirasi tentang bagaimana keterampilan dan dedikasi dapat membuka peluang baru di tengah kehidupan yang sederhana.

Buat kalian yang ingin belajar mengenai sejarah, budaya, suku-suku yang ada di indonesia, kalian bisa kunjungi CERITA’YOO, yang dimana akan memberikan informasi mendalam mengenai sejarah yang ada di Indonesia.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari regional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari jateng.tribunnews.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *