Museum Lambung Mangkurat – Sejarah Museum Di Kalsel
Museum Lambung Mangkurat merupakan museum di Kalimantan Selatan yang namanya di ambil dari tokoh pada Hikayat Banjar yaitu Lambung Mangkurat. Di dalam Hikayat Banjar, Lambung Mangkurat di ketahui adalah pemangku Kerajaan Negara Dipa asal dari Kerajaan Banjar.
Lokasi Museum ini yaitu terletak di Jalan Ahmad Yani km 36, Kecamatan Banjarbaru Utara di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang sejarah dan juga koleksi Museum ini maka simak ulasan dari Cerita’Yoo berikut ini.
Sejarah Museum Lambung Mangkurat
Museum ini berasal dari sebuah museum dengan nama Museum Borneo yang mana di bangun oleh Belanda pada tahun 1907 di Banjarmasin. Operasional Museum Borneo lalu berakhir ketika Jepang masuk dan menduduki Indonesia. Usai kemerdekaan, Gubernur Milono lalu menghidupkan kembali Museum Borneo dengan cara mencetuskan berdirinya Museum Kalimantan di tanggal 22 Desember 1955.
Sebagian koleksi museum ini adalah milik dari Kiai Amir Hasan Bondan Kejawen yang juga salah satu bapak pionir museum Indonesia. Pada tahun 1967, nama Museum Kalimantan di rumah kembali jadi Museum Banjar. Tujuh tahun setelahnya, pembangunan Museum Lambung Mangkurat di mulai pada lokasi saat ini. Di mana tanah tersebut adalah sumbangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Usai pembangunannya selesai, koleksi dari Museum Banjar kemudian di pindahkan secara bertahap pada bangunan museum yang baru.
Baca Juga : Museum Kota Makassar – Wisata Yang Tidak Boleh Dilewatkan
Elain itu, Museum Lambung Mangkurat juga di resmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Daoed Joesoef pada tanggal 10 Januari 1979. Luas bangunan utama gedung induk museum ini yaitu kurang lebih 1.000 meter persegi dan berdiri pada lahan seluas 1,6 hektar. Bentuk gedung Museum ini sangatlah unik dan menyerupai rumah adat Banjar Bubungan Tinggi.
Koleksi Museum Lambung Mangkurat
Museum ini juga terdiri dari benda-benda bersejarah dengan perlengkapan kehidupan masyarakat Suku Banjar serta Dayak. Sejumlah koleksi dari masa Kesultanan Banjar juga di tampilkan pada museum ini berupa perisai, kursi emas, tombak, paying serta mahkota.
Tidak hanya itu, Museum ini juga menampung banyak sekali barang hasil galian dari situs arkeologi yang ada di seluruh Kalimantan. Contohnya seperti artefak penting yang dari masa Hindu-Buddha. Ada juga kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang di sebarkan oleh Belanda di Kalimantan Selatan serta mahkota pemain Wayang Gungyang, yang di sebut juga dengan katopong.
Itulah sejarah museum lambung yang perlu anda ketahui. Dapatkan informasi seputar destinasi sejarah lainnya dengan mengunjungi storyups.com.