Sejarah Monumen Nasional (Monas): Simbol Kejayaan Indonesia
Sejarah Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal sebagai Monas, adalah salah satu landmark paling ikonik di Indonesia.
Terletak di pusat Jakarta, Monas tidak hanya menjadi simbol ibu kota, tetapi juga melambangkan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Dengan tinggi 132 meter, monumen ini menjulang megah di tengah Lapangan Medan Merdeka dan menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Namun, di balik keindahannya, Monas memiliki sejarah yang panjang dan sarat makna. CERITA’YOO akan membahas sejarah Monas mulai dari ide pembangunannya hingga makna filosofis di balik desainnya. Yuk, simak lebih lanjut!
Awal Mula Ide Pembangunan Monas
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno mulai memikirkan cara untuk mengabadikan semangat perjuangan rakyat Indonesia. Beliau ingin membangun sebuah monumen yang akan menjadi simbol kejayaan dan pengingat atas perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan.
Pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno mencetuskan gagasan pembangunan Monas. Ia terinspirasi oleh monumen-monumen megah di berbagai negara, seperti Menara Eiffel di Paris. Menurut Soekarno, Indonesia juga harus memiliki monumen nasional yang bisa menjadi kebanggaan bangsa sekaligus tempat untuk mengenang sejarah perjuangan rakyat Indonesia.
Proses Pembangunan Monas
Proyek pembangunan Monas dimulai dengan pembentukan panitia perencanaan pada tahun 1955. Untuk memilih desain terbaik, pemerintah mengadakan sayembara nasional pada tahun 1956. Namun, dari 51 desain yang masuk, tidak ada yang memenuhi ekspektasi. Oleh karena itu, Presiden Soekarno menunjuk arsitek Indonesia, Friedrich Silaban, untuk merancang monumen tersebut.
Belakangan, arsitek R.M. Soedarsono juga turut bergabung dalam proses perencanaan.Pembangunan Monas dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-16. Proyek ini dibagi menjadi tiga tahap:
- Tahap Pertama (1961-1965): Fokus pada pembangunan pondasi dan struktur dasar monumen.
- Tahap Kedua (1966-1968): Proyek sempat terhenti karena situasi politik yang tidak stabil, termasuk peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.
- Tahap Ketiga (1969-1975): Pembangunan dilanjutkan hingga akhirnya selesai pada tahun 1975.
Monas diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 12 Juli 1975. Sejak saat itu, Monas menjadi salah satu tempat wisata edukasi dan rekreasi yang paling populer di Indonesia.
Baca Juga: Menyelami Sejarah Air Terjun Sipiso-piso di Sumatra Utara
Makna Filosofis Desain Monas
Desain Monas penuh dengan simbolisme yang mencerminkan nilai-nilai perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut adalah makna filosofis di balik desain Monas:
- Tugu Obelisk dan Api di Puncak Tugu Monas berbentuk obelisk setinggi 132 meter dengan puncaknya yang dihiasi oleh api emas. Api ini melambangkan semangat perjuangan yang tidak pernah padam. Api tersebut dilapisi oleh 50 kilogram emas murni, yang sebagian besar merupakan sumbangan dari rakyat Aceh.
- Cawan di Dasar Tugu Bagian dasar Monas berbentuk cawan besar. Cawan ini melambangkan kesuburan tanah Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam.
- Kolam di Sekeliling Monumen Kolam besar yang mengelilingi Monas tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
- Museum Sejarah di Bawah Monas Di dalam Monas terdapat museum yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Museum ini memiliki 51 diorama yang menggambarkan berbagai peristiwa penting, mulai dari era kerajaan hingga masa kemerdekaan.
Monas Sebagai Tempat Wisata
Hingga hari ini, Monas tetap menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Jakarta. Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas menarik di Monas, seperti:
- Mengunjungi Museum Sejarah Museum ini sangat edukatif, terutama bagi generasi muda yang ingin belajar tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
- Naik ke Puncak Monas Salah satu daya tarik utama Monas adalah dek observasi di puncaknya. Dari sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat kota Jakarta.
- Bersantai di Taman Medan Merdeka Area hijau di sekitar Monas sangat cocok untuk piknik atau sekadar berjalan-jalan santai. Pada malam hari, monumen ini juga dihiasi oleh lampu-lampu indah yang membuatnya semakin memukau.
- Pertunjukan Air Mancur Menari Di waktu tertentu, pengunjung dapat menikmati pertunjukan air mancur menari yang diiringi dengan musik dan pencahayaan warna-warni.
Kesimpulan
Monumen Nasional (Monas) bukan sekadar bangunan megah, melainkan simbol perjuangan, kemerdekaan, dan kebanggaan bangsa Indonesia. Dibangun dengan visi besar Presiden Soekarno, Monas kini menjadi salah satu ikon penting yang tidak hanya menarik perhatian wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara.
Dengan sejarah yang kaya dan makna filosofis yang mendalam, Monas mengingatkan kita akan pentingnya menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi Indonesia merdeka.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi sejarah menarik lainnya hannya di CERITA’YOO.