Suara Lonceng Kematian Kisah Nyata Teror Pengabdi Setan
Kisah nyata pengabdi setan adalah sebuah kisah horor yang mengangkat cerita menyeramkan dari sebuah keluarga yang dihantui oleh kekuatan gaib setelah kematian sang ibu.
Terinspirasi dari kejadian nyata di sebuah desa terpencil di Jawa Timur, kisah ini menyoroti bagaimana sebuah rumah tua menjadi sarang teror setelah perjanjian kelam yang pernah dibuat oleh sang ibu dengan entitas jahat semasa hidupnya CERITA’YOO.
Kematian yang Tidak Wajar
Kisah ini bermula dari keluarga Harjo, sebuah keluarga sederhana yang tinggal di rumah tua warisan di tengah ladang kosong. Sang ibu, Bu Siti, meninggal dunia secara mendadak setelah lama menderita sakit misterius. Aneh tapi nyata, sebelum ia wafat, keluarga sering mendengar Bu Siti berbicara sendiri di tengah malam seolah sedang mengobrol dengan seseorang di balik cermin kamar.
“Kalau lonceng itu berbunyi, itu tandanya aku akan dijemput,” begitu katanya malam sebelum meninggal.
Awalnya mereka mengira itu hanya omongan orang sekarat. Tapi malam itu juga, suara lonceng berdentang sendiri, pelan… lalu menghilang. Dan benar, esok paginya, Bu Siti ditemukan tak bernyawa, wajahnya membiru, matanya terbuka seperti sedang ketakutan luar biasa.
Pemakaman dan Janji yang Terlupakan
Pemakaman berjalan seperti biasa. Namun, ada satu hal yang seolah sengaja diabaikan: sebuah pesan terakhir dari Bu Siti, bahwa keluarga tidak boleh pindah dari rumah itu dalam waktu 40 hari sejak kematiannya.
Sayangnya, dua minggu kemudian, anak sulungnya, Bagas, memutuskan pindah ke kota untuk mencari kerja. Ia mengabaikan pesan ibunya, dan berkata itu hanya mitos orang tua.
Dan sejak malam itu, rumah mulai berubah.
Lampu sering padam meski listrik stabil. Suara orang menangis terdengar dari dapur, dan setiap pukul 2 pagi, suara lonceng yang sama mulai terdengar lagi semakin dekat… dan semakin sering.
Baca Juga: Hantu Lawang Sewu Tertangkap Kamera? Ini Foto yang Bikin Merinding!
Pengabdi Setan yang Kembali
Pada hari ke-39 sejak kematian Bu Siti, sesuatu yang mengerikan terjadi. Adik Bagas yang masih kecil, Nia, mendadak kerasukan. Ia berteriak dengan suara yang bukan miliknya, “Kalian tidak menepati janji! Aku harus kembali!”
Keluarga membawa Nia ke dukun setempat, yang langsung berkata bahwa Bu Siti dulu pernah terlibat dalam perjanjian dengan entitas gaib, sebagai bagian dari pengabdi setan untuk menyembuhkan penyakitnya. Ia diberikan kekuatan hidup lebih lama, namun dengan syarat bahwa arwahnya tidak boleh ditinggalkan dalam kesunyian.
Dengan kata lain, rumah itu adalah segel. Dan ketika janji dilanggar, pintu kembali dibuka.
Malam Terakhir di Rumah Tua
Pada malam ke-40, seluruh keluarga berkumpul untuk berdoa. Namun tepat tengah malam, suara lonceng berdenting keras dari loteng, diikuti suara langkah kaki menyeret yang turun perlahan dari tangga kayu. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani berdiri.
Ayah mereka mencoba membaca doa dengan suara gemetar, tetapi suara-suara itu tidak berhenti. Tiba-tiba, listrik padam. Gelap total. Dan dari arah dapur, sosok tinggi dengan wajah rusak dan mata melotot tampak perlahan berjalan ke ruang tamu.
“Itu… Ibu…,” bisik Bagas, nyaris tidak percaya dengan matanya sendiri.
Tapi yang berdiri di hadapan mereka bukan lagi manusia.
Pagi Setelah Teror
Keesokan paginya, seorang tetangga menemukan keluarga Harjo dalam kondisi linglung di luar rumah. Tidak ada yang bisa bicara. Rumah mereka dibiarkan kosong, dan hingga kini tak pernah ditempati lagi. Setiap malam Jumat Kliwon, warga sekitar mengaku masih mendengar suara lonceng kecil dari dalam rumah meski rumah itu telah lama ditutup dan digembok.
Seorang paranormal yang mencoba “membersihkan” tempat itu akhirnya menyerah. Menurutnya, arwah Bu Siti sudah bukan lagi entitas roh biasa. Ia adalah bagian dari kekuatan lama yang tumbuh dari janji dan pengkhianatan, dan suara lonceng itu adalah panggilan… untuk mereka yang akan menyusul.
Mitos Atau Nyata?
Sebagian menganggap kisah ini hanya urban legend. Namun beberapa dokumen menyebut nama Bu Siti benar ada di daftar kematian desa. Rumahnya pun masih berdiri, dan warga sekitar benar-benar menghindari area itu setelah matahari terbenam.
Yang jelas, kisah ini menjadi pengingat kelam bahwa janji kepada yang tak terlihat kadang lebih kuat daripada janji manusia.
Dan suara lonceng kematian itu, tetap berdenting… entah untuk siapa selanjutnya.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi viral terupdate lainnya hanya di storydiup.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.liputan6.com
- Gambar Kedua dari www.gorajuara.com