Kisah Bule yang Rela Jual Perusahaannya

Kisah seorang bule rela yang jual perusahaannya demi mengabdikan diri membantu anak-anak jalanan di Indonesia, Chaim Joel Fetter.

Kisah Bule yang Rela Jual Perusahaannya

Dimulai dari melakukan perjalanan backpacking di Lombok pada tahun 2004, ia bertemu dengan Adi. Seorang anak jalanan tanpa alas kaki yang mengemis di lampur merah. Adi sudah kehilangan kedua orang tuanya dan tinggal sendirian di bawah selembar terpal. Berikut ini anda bisa melihat berbagai cerita lainnya melalui

tebak skor hadiah pulsa  

Awal Mula dari Perjalanannya

Awalnya Fetter mengunjungi indonesia hanya sebagai backpacker. Niatnya sangat sederhana: menikmati alam, budaya, dan melakukan beberapa petualangan di Asia tenggara. Saat menginjakkan kakinya di Lombok, ia terpesona oleh keindahan pulau yang ada, keramahan setiap penduduk lokal, dan nuansa spiritual yang kuat.

Namun, di balik pesona itu, Fetter menyaksikan realita yang lain seperti anak-anak yang hidup di jalanan, tanpa pendidikan layak, dan terpaksa bekerja demi mempertahankan hidup. Pada saat itul jugalah dia bertemu dengan Adi.

“Saat itu hati ini seperti ditinju, Saya tidak bisa melupakannya saat pulang ke rumah. Apa artinya kesuksesan yang saya genggam kalau masih ada anak-anak seperti Adi yang menderita?” pikir Fetter

Dari Kunjungan Menjadi Misi Hidup

Saat hatinya mulai tergerak, ia kembali ke Belanda, menjual seluruh perusahaannya dan kembali ke Indonesia. Tidak untuk cuti panjang, tetapi untuk sebuah misi bagi dirinya sendiri. Setelah itu ia memeluk Islam, karena sangat terinspirasi oleh kemurahan hati dan kehangatan orang-orang muslim yang ditemuinya.

Baca Juga: Menelusuri Kisah Si Pahit Lidah Mengutuk Keturunan Si Mata Empat!

Mendirikan Rumah Belajar dan Tempat Tinggal Bagi Anak Jalanan

Pendirian rumah belajar dan tempat tinggal ini bukan semata-mata terinspirasi dari apa yang sudah ia liat, melainkan realita dari pengalaman hidupnya sendiri. Saat orang tuanya bercerai, ia sudah ditempatkan di panti asuhan di Belanda. Pada saat itu ia hanya berumur 6 tahun.

“Saya tahu rasanya menjadi anak yang tidak dipedulikan siapa pun. Perasaan diabaikan itu tidak pernah benar-benar hilang. Saya masih sering mimpi buruk, memimpikan saat orang tua saya meninggalkan saya di sana, dan saya berlari mengejar mereka. Saya bertekad untuk membangun tempat di mana anak-anak bisa pulih, disayangi, dan merasa seperti di rumah” ucapnya.

Pada tahun 2006, Chaim Joel Fetter bersama istri dan beberapa teman dekat mendirikan sebuah Yayasan Peduli Anak dan membuka Pusat Kesejahteraan Anak pertama di Lombok. Dibangun di atas lahan dengan luas 2,2 hektare, fasilitas ini dapat mencakup 14 rumah berkonsep keluarga, sebuah masjid, sekolah dasar dan menengah pertama, klinik kesehatan, lapangan olahraga, dan kebun organik.

“Ada 150 anak yang sudah menunggu untuk tinggal di pusat ini. 150 anak lainnya dari desa sekitar siap untuk bersekolah dan makan bersama kami setiap hari,” ungkapnya.

Menginspirasi Banyak Orang

Bule rela yang jual perusahaannya sangat menginspirasi banyak orang. Hingga kini, lebih dari 8.000 orang Indonesia telah memberikan donasi. Anak-anak sekolah mengadakan penggalangan dana dengan menjual perhiasan, seperti gelang dan kalung. Banyak masyarakat turut menyumbang setelah mengetahui misi ini melalui media sosial. Beberapa pemilik usaha lokal juga menyelenggarakan acara penggalangan dana serta melakukan donasi.

“Ini telah menjadi proyek milik bersama. Bahkan orang-orang yang belum pernah ke Sumbawa ikut menyumbang, karena mereka percaya pada apa yang sedang kami lakukan,” ucapnya.

“Dukungan itu sangat berarti bagi kami dan anak-anak di Lombok, dan kami percaya semangat tersebut tetap hidup hingga kini,” sambung Chaim Joel Fetter.

Kisah diatas adalah kisah dari seorang bule rela yang jual perusahaannya dan sukses mencapai misi hidupnya. Simak dan ikuti terus CERITA’YOO agar tidak ketinggalan informasi mengenai cerita inspiratif lainnya.


Sumber Informasi Gambar:

Gambar diambil dari www.detik.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *