Johny Indo, Perampok Kelas Kakap yang Berhasil Kabur dari Nusakambangan

Nama Johny Indo begitu melegenda di era 1970-an hingga 1980-an sebagai perampok kelas kakap yang aksinya selalu membuat gempar Jakarta.

Johny Indo, Perampok Kelas Kakap yang Berhasil Kabur dari Nusakambangan

Namun, kisah Johny Indo tak hanya sebatas perampokan, lebih dari itu, ia adalah sosok kontroversial dengan perjalanan hidup penuh liku, mulai dari buronan polisi, narapidana Nusa Kambangan, bintang film, hingga pendakwah agama.

Bagaimana kisah selengkapnya, CERITA’YOO akan membahas kisah perjalanan sang legenda perampok kelas kakap, dari awal mula perampokan hingga akhir tutup usia, mari kita simak lebih lanjut.

tebak skor hadiah pulsa  

Aksi Robin Hood Ala Jakarta Merampok Toko Emas

Johny Indo, yang terlahir dengan nama Johanes Hubertus Eijkenboom pada 6 November 1948, memulai aksinya sebagai perampok toko emas di Jakarta dan sekitarnya pada era 1970-an. Bersama kelompoknya yang bernama Pachinko (Pasukan China Kota), ia beraksi dengan berani dan nekat, bahkan tak segan merampok di siang bolong.

Aksi paling terkenalnya adalah merampok toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada tahun 1979. Konon, hasil rampokan tersebut sebagian dibagikan kepada warga miskin Jakarta, sehingga ia dijuluki “Robin Hood” Indonesia. Dalam sebuah wawancara, Johny Indo mengaku telah merampok total 120 kg emas dan mencatat siapa saja korbannya.

Penjara Nusakambangan Tak Mampu Menahan Johny

Aksi Johny Indo akhirnya terhenti setelah ia berhasil ditangkap di Sukabumi. Ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara dan dijebloskan ke Nusakambangan, penjara dengan tingkat keamanan super ketat yang terletak di sebuah pulau terpencil.

Namun, penjara sekeras apapun ternyata tak mampu memadamkan semangat Johny Indo untuk bebas. Baru tiga tahun menjalani hukuman, ia bersama 34 narapidana lainnya nekat melarikan diri dari Nusakambangan.

Pelarian Dramatis Yang Dilalui Johny Indo

Kisah pelarian Johny Indo dari Nusakambangan sangat dramatis dan penuh intrik. Ia dan kelompoknya berhasil mengelabui petugas dengan memanfaatkan kelemahan sistem keamanan penjara. Mereka menggunakan batu untuk memancing petugas membuka pintu sel, kemudian melumpuhkan petugas dan melarikan diri.

Saat pelarian, mereka juga melakukan trik-trik cerdik untuk mengecoh polisi, seperti membuang pakaian di jalan yang salah untuk mengalihkan perhatian. Bahkan, mereka sempat menumpang bus umum untuk kabur, dan sopir serta kondektur yang tahu bahwa mereka adalah buronan tak berani melapor karena takut.

Setelah 12 hari dalam pelarian, Johny Indo akhirnya menyerahkan diri, meski tak jelas apa alasan yang mendasarinya melakukan tindakan konyol ini setelah susah payah melarikan diri dari Nusakambangan.

Baca Juga: Sejarah Kelam Perseteruan Antara Jenderal Sutanto dan Olo Panggabean

Popularitas Johny Indo Meroket Sebagai Bintang Film

Popularitas Johny Indo Meroket Sebagai Bintang Film

Setelah bebas dari penjara, Johny Indo mencoba peruntungan di dunia hiburan. Ia membintangi sejumlah film, salah satunya berjudul “Johny Indo” (1987) yang mengangkat kisah hidupnya sebagai perampok. Film ini sukses besar dan melambungkan nama Johny Indo sebagai aktor.

Ia kemudian membintangi berbagai film lain, seperti “Badai Jalanan” (1989), “Langkah-Langkah Pasti” (1989), dan “Titisan Si Pitung” (1989). Kariernya di dunia perfilman terbilang singkat, namun cukup sukses membuatnya dikenal sebagai seorang aktor.

Johny Indo Memutuskan Hijrah dan Jadi Pendakwah

Di masa tuanya, perampok kelas kakap seperti Johny Indo mengalami perubahan spiritual yang signifikan. Ia memutuskan untuk memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Umar Billah. Ia kemudian aktif berdakwah dan berkeliling untuk memberikan ceramah agama.

Selain itu, ia juga membuka taman baca di bawah yayasan bernama John Indo Foundation, serta berdagang batu akik di Pasar Poncol, Jakarta. Namun, sebelum meninggal, putri Johny Indo mengungkapkan bahwa ayahnya telah kembali memeluk agama Kristen.

Akhir Hayat Johny Indo Sang Perampok Legenda

Johny Indo meninggal dunia pada 26 Januari 2020 di Jakarta, pada usia 71 tahun. Ia meninggal karena mengalami sesak napas. Kepergiannya meninggalkan warisan kontroversi yang abadi. Ia adalah sosok yang kompleks, seorang perampok yang juga dicintai, seorang narapidana yang berhasil kabur, seorang aktor yang populer, dan seorang pendakwah yang disegani.

Kisah hidupnya menjadi inspirasi dan pelajaran bagi banyak orang, bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri.

Buat kalian yang ingin belajar mengenai sejarah, budaya, suku-suku yang ada di indonesia, kalian bisa kunjungi CERITA’YOO, yang dimana akan memberikan informasi mendalam mengenai sejarah yang ada di Indonesia.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari voi.id
  2. Gambar Kedua dari dailysia.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *