Mengenal Lebih Dalam Tentang Sejarah Suku Mante Dari Aceh

Catatan sejarah tentang suku Mante yang paling lengkap yaitu yang di susun oleh Dada Meuraksa dengan judul “Ungkapan Sejarah Aceh” di tahun 1975. Seperti pengakuan beliau, dia melanjutkan karya dari ayahnya, Tuanku Raja Keumala yang telah meninggal dunia pada tahun 1930. Menurut Dada Meuraksa bahwa, dinasti Mante merupakan dinasti tertua yang di ketahui.

Mengenal-Lebih-Dalam-Tentang-Sejarah-Suku-Mante-Dari-Aceh

Kerajaan Mante sendiri berpusat di Seumileuk yang adalah pedalaman Seulimeum antara Jantho dan masih dalam daerah sagi XXII mukim. Kata-kata Mante itu berasal dari Mantenia atau Mantinea merupakan suatu kota di Yunani, di mana penduduknya di sebut dengan Mantinean. Jika anda penasaran dengan suku ini, maka simak ulasan dari Cerita’Yoo berikut ini.

Sejarah Tentang Suku Mante

Di abad ke 14 Sebelum Masehi (dan juga seterusnya selama kurang lebih 3 abad) mereka membuat perpindahan penduduk ke daerah panas di bagian Selatan. Mereka datang ke Yunani awalnya mereka mendiami pulau Kreta di bagian Selatan yaitu Thessalia dan menamakan suku mereka Achaea. Lalu di abad ke 12 Sebelum Masehi mereka kemudian di usir oleh suku Doris akhirnya mereka berpindah. Sebagian pergi ke daerah Peloponnesus Utara, lalu sebagian ke Asia Kecil (Turki) kemudian sebagiannya lagi ke Asia tengah (lembah Kaukasus).

Baca Juga : Sejarah Dan Budaya Suku Sentinel Yang Sangat Tertutup

Mereka yang pindah ke lembah Kaukasus tersebut lalu mengembara kearah Timur lewat Chaibar Pas. Berupa jurang antara dua gunung pada perbatasan Afganistan dan juga India. Mereka tiba di India Utara, lalu berasimilasi dengan penduduk yang ada di sana. Lalu mereka meneruskan pengembaraan kearah Timur hingga ke Tennosering di perbatasan Burma dengan Siam. Mereka berasimilasi lagi dengan bangsa Man Khemer yaitu leluhur dari bangsa Kamboja serta Campa.

Setelah itu, mereka meneruskan pengembaraan ke bagian Selatan dengan menyebrangi Selat Malaka. Lalu mereka tiba di Pulau Perca (Sumatera) dan buat kerajaan Mante dengan pusatnya di Seumileuk. Yaitu suatu tempat yang sangat strategis untuk memperoleh sumber emas di kaki Gunung Emas yang berada pada satu pucuk sungai. Yang mana bercabang tiga (di Tangse) di antaranya : Sungai Krueng Aceh, Krueng Keumala dan Krueng Woyla (Tutut).  Seumileuk tersebut termasuk lembah Krueng Aceh serta kemungkinan nama lembah Aceh (Aceh Raya). Juga Krueng Aceh dan juga bangsa Aceh berasal dari nama suku mereka Achaia.

Raja-Raja Dari Dinasti Mante

Mengenal-Lebih-Dalam-Sejarah-Suku-Mante-Dari-Aceh

Adapun raja-raja dari dinasti Mante yang jadi penguasa serta memerintah di lembah Aceh Besar tersebut tidak semuanya di ketahui. Menurut catatan yang masih ada bahwa kita mengenal raja dengan nama “Maharaja Po Tuah Meuri”. Raja-raja sebelumnya tidak bisa di ketahui. Usai Maharaja Po Tuan Meuri kemudian memerintah anak cucunya menurut garis lurus sambung menyambung. Di antaranya yaitu Maharaja Ok Meugumbak, Maharaja Jagat, lalu Maharaja Dumet dan Maharani Putro Budian. Sampai di sini berakhirlah dinasti Mante itu dan sejarah berhenti mencatat tentang dinasti suku Mante.

Maharani Putro Budian lalu menikah dengan Maharaja Po Liang, yaitu seorang bangsawan Campa dari Indocina yang berkunjung ke Aceh. Di mana bersama dengan rombongannya karena negerinya di serang oleh musuh yang lebih kuat. Beliau lalu mencari tanah air sambil mengembangkan agama Budha mazhab Hinayana terutama sekte Mantrayana. Usai menikahi Ratu Mante tersebut, beliau berhasil membudhakan Aceh lalu akhirnya beliau di angkat sebagai Raja Lamuri yang pertama storydiup.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *