Pura Suranadi Lombok – Sejarah Wisata Religi Yang Unik
Lombok merupakan salah satu wilayah pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang populer dengan tempat wisatanya. Yang mana sering kali di kunjungi oleh para wisatawan mancanegara. Tidak hanya tempat wisata, ada banyak sekali arsitektur bersejarah yang mempunyai makna untuk masyarakat lokal. Salah satunya yaitu Pura Suranadi Lombok.
Pura Suranadi merupakan salah satu peninggalan bersejarah sekaligus jadi tempat spiritual untuk umat Hindu. Menurut penelusuran para ahli bahwa sejarah dari sebagian besar pura yang terdapat di wilayah pulau Lombok Yang mana telah di bangun sejak abad ke-18. Keunikan dari pura itu yaitu setiap bangunannya mempunyai makna serta ciri khas tersendiri. Hal itu dapat di lihat dari bentuk arsitekturnya.
Cerita’Yoo Ragam budaya milik pulau Lombok tidak hanya itu saja. Tetapi ada juga aneka makanan khas Lombok serta tempat-tempat bersejarah lainnya yang jadi ikon pulau ini. Untuk bisa memperoleh pengalaman terbaik ketika ada di wisata ini, maka sebaiknya anda memilih paket wisata Lombok yang di tawarkan supaya perjalanan tidak membosankan.
Baca Juga : Pura Batu Bolong – Sejarah Wisata Religi Umat Hindu Di Lombok
Sejarah Singkat Pura Suranadi Lombok
Pura Suranadi yang berada di Jalan Raya Suranadi, Kabupaten Lombok Barat ini mempunyai nama yang mengandung makna. Yang mana, Suranadi sendiri berupa dua suku kata diantaranya yaitu Sura yang berarti Dewa dan juga Nadi mempunyai arti Sungai. Menurut kepercayaan umat Hindu, Pura Sunardi juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan perjalanan Dhang Hyang Dwijendra.
Di mana juga di kenal dengan sebutan yaitu Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Di kisahkan bahwa Dhang Hyang Dwijendra sudah beberapa kali beristirahat. namun selama bersama dengan rombongannya sampai kampai di Lombok. Selama bersama, di setiap tempat dia beristirahat kata Dhang Hyang Dwijendra. Menancapkan tongkat yang selalu saja dia bawa.
Dari tancapan tersebut lalu mengeluarkan lima pancuran mata air yang mana di katakan berasal dari Gunung Rinjani. Lalu nantinya akan mempunyai sebutannya masing-masing. Kelima mata air tersebut yaitu :
- Mata air Toya Tabah
- Mata Air Tirta
- Mata Air Toya Panglukatan
- Mata Air Pangentas
- Mata Air Toya Pabersihan
Umat Hindu percaya bahwa pancuran air suci ini bisa menyembuhkan penyakit yang dalam bahasa Sasak di sebut juga ‘Ngentas Male’. Mereka yakin bahwa usai lakukan sembahyang serta menyucikan diri dengan air dari kelima pancuran itu. Sehingga mereka akan memperoleh kehidupan baru ataupun “Suranadi”.
Yang mana untuk timgkatkan jasa dari Dhang Hyang Dwijendra yaitu umat Hindu yang ada di Lombok Barat. Dia selalu melaksanakan sebuah upacara sembahyang pada setiap bulan purnama. Di mana sudah di jadwalkan sekitar bulan Oktober serta November storyups.com.