Bung Tomo, Api Semangat Revolusi Surabaya 1945

​Bung Tomo, dengan nama asli Sutomo, merupakan tokoh penting dalam revolusi Indonesia yang berasal dari Surabaya.

Bung-Tomo,-Api-Semangat-Revolusi-Surabaya-1945

​Ia adalah simbol keberanian rakyat Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Berikut ini CERITA’YOO akan memberikan informasi menarik tentang mengenai peran Bung Tomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

tebak skor hadiah pulsa  

Orator Ulung dan Pemimpin Karismatik

Bung Tomo dikenal sebagai orator ulung dengan pidato-pidatonya yang berapi-api. Ia menekankan pentingnya mempertahankan kemerdekaan dan melawan segala bentuk penjajahan.

Karismanya yang kuat membuatnya mampu menyatukan rakyat Surabaya dalam pertempuran, menggerakkan mereka dengan semangat juang yang tinggi meski menghadapi tekanan dan keterbatasan.

Pidatonya sering kali dibuka dengan nada musik “Tiger Shark” untuk menarik perhatian pemuda terdidik Surabaya. Melalui pidato tersebut, ia berhasil membangkitkan semangat perlawanan terhadap pasukan Inggris yang dilengkapi senjata modern. Setiap kata yang ia sampaikan mengandung energi dan dorongan moral bagi para pejuang.

Semangat juang Bung Tomo tidak pernah padam. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal strategi militer, tetapi juga kemampuan memotivasi rakyat. Kharismanya membuat rakyat Surabaya percaya bahwa kemerdekaan adalah tujuan yang pantas diperjuangkan hingga titik darah penghabisan.

Peran Kunci Dalam Pertempuran 10 November 1945

Peran Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya sangat strategis. Ia memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) dan menggunakan siaran radio untuk membangkitkan semangat rakyat Surabaya agar tidak menyerah menghadapi tekanan Sekutu. Pidatonya menegaskan bahwa menyerahkan senjata atau bendera putih adalah tindakan yang tidak bisa diterima.

Pertempuran Surabaya dimulai dengan serangan pertama pada 28 Oktober 1945, ketika para pejuang menghancurkan pos pertahanan Sekutu. Kedatangan pasukan Inggris yang diboncengi NICA bertujuan merebut kembali Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kematian Brigadir Mallaby pada 31 Oktober semakin menyulut kemarahan pasukan Sekutu.

Pada puncaknya, 10 November 1945, pasukan Sekutu menyerang Surabaya. Rakyat dan pejuang Indonesia bertahan dengan gigih, termasuk mantan anggota Pembela Tanah Air dan Polisi Istimewa. Semangat mereka yang tak tergoyahkan menjadi alasan Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Baca Juga: Mitos Jembatan Cangar yang Dipercayai Masyarakat Setempat Sekitar

Kutipan Menggugah Dari Pidato Bung Tomo

Kutipan-Menggugah-Dari-Pidato-Bung-Tomo

Pidato Bung Tomo sarat dengan pesan patriotisme dan keberanian. Salah satu seruan heroiknya yang terkenal adalah “Merdeka atau Mati!”. Kata-katanya menekankan bahwa kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia yang tidak bisa digadaikan atau ditawar.

Ia menyatakan dengan lantang bahwa selama “banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga”. Pesan ini menegaskan tekad untuk tetap merdeka meski menghadapi musuh yang lebih kuat.

Bung Tomo juga menekankan taktik perang yang bijak. Ia mengingatkan rakyat untuk tidak memulai menembak, tetapi jika diserang, maka wajib membalas dengan sekuat tenaga. Hal ini memperlihatkan bahwa kepemimpinan dan strategi militernya berjalan seiring dengan semangat nasionalisme.

Dampak Revolusi Surabaya 1945

Pertempuran Surabaya memberikan dampak besar terhadap revolusi nasional Indonesia. Perjuangan rakyat Surabaya menjadi simbol kebangkitan melawan penjajah dan meningkatkan rasa nasionalisme di seluruh negeri. Semangat persatuan dan keberanian mereka menjadi teladan bagi rakyat Indonesia.

Meskipun menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, keberhasilan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kota Surabaya memberikan keyakinan bahwa bangsa ini mampu melawan kekuatan asing. Keberanian mereka membuktikan tekad untuk meraih kemerdekaan secara total.

Secara politik, Pertempuran Surabaya menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia serius mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa ini juga meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan menegaskan pentingnya persatuan dalam menghadapi ancaman eksternal, sehingga membentuk fondasi kuat bagi bangsa yang baru merdeka.

Manfaatkan juga waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CERITA’YOO.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari sindonews.com
  • Gambar Kedua dari jawapos.com

Similar Posts