Pallawa – Mengenal Sejarah Desa Adat Yang Ada Toraja
Desa adat Pallawa sangat menarik untuk anda ketahui. Di mana Pallawa adalah sebuah kawasan pedesaan yang mempunyai nilai sejarah. Di sini juga jadi tempat Tongkonan tertua yaitu rumah adat khas Sulawesi Selatan.
Tongkonan Pallawa adalah salah satu rumah adat yang unik dan berada di antara pohon bambu dan berlokasi di puncak bukit. Warga asli dari suku Toraja biasanya menghias Tongkonan ini dengan berbagai tanduk kerbau. Yang mana tanduk kerbau tersebut di tancapkan tepat pada bagian depan rumah.
Sejarah Desa Adat Pallawa Di Toraja
Tongkonan Pallawa jadi salah satu ikon, yang masuk di dalam Cerita’Yoo situs sejarah Toraja. Menurut sejarah, pada jaman dulu perumahan adat ini hanya di huni oleh seorang laki-laki dari Gunung Sesean yaitu Tomadao. Pada masa petualangannya, Tomadao bertemu dengan seorang gadis yang berasal dari Gunung Tibembeng dan bernama Tallo’ Mangka Kalena. Keduanya lalu menikah dan tinggal tepat pada sebelah timur Desa Pallawa. Saat ini lebih di kenal dengan nama Kulambu.
Baca Juga : Tugu Digulis – Sejarah Monumen Yang Menarik Di Pontianak
Dari perkawinan tersebut, Tomadao dan juga Tallo’ di karuniai dengan seorang anak laki-laki dan di beri nama yaitu Datu Muane’. Setelah dewasa, Datu menikah dengan seorang wanita bernama Lai Rangri’. Kehidupan kemudian semakin berkembang sampai mereka beranak-pinak. Setelah itu, berdirilah sebuah kampung untuk bermukim sekaligus sebagai benteng pertahanan.
Tongkonan Saksi Bisu Desa Adat Pallawa
Tongkonan yang ada di Pallawa jadi rumah adat yang tertua. Rumah inilah yang jadi tempat tinggal bagi keturunan Tomadao, juga bagi penduduk asli dari kawasan itu. Di desa ini sering kali terjadi peperangan antar kampung. Jika ada lawan yang menyerang dan bisa di kalahkan ataupun di bunuh, maka darahnya akan di ambil untuk jadi minuman. Sementara dagingnya dicincang lalu di makan. Hal tersebut telah jadi tradisi dan sangat terkenal dengan istilah Pa’lawak.
Tepat di pertengahan abad ke XI, sesuai dengan keputusan musyawarah adat. Maka warga kompak mengganti nama Pa’ lawak jadi Pallawa’ yang mana sebagai kompleks perumahan adat. Semejak saat itu, sudah tidak lagi ada daging manusia yang di makan untuk merayakan kemenangan. Tetapi telah di ganti dengan ayam. Tongkonan Pallawa mempunyai “Rante” dengan nama “Rante Pa’padanunan”, juga “Liang Tua” atau kuburan batu pada Tiro Allo. Tidak hanya itu, juga di bangun lumbung ataupun “alang sura” yang jadi tempat untuk menyimpan hasil panen padi. Terdapat pula pembuatan tenun tertua, tentunya dengan motif aslinya storyups.com.