Pangeran Antasari: Pahlawan Nasional Dan Sultan Banjar Yang Mengukir Sejarah
Pangeran Antasari merupakan tokoh sejarah penting Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan, yang dikenal sebagai Sultan Banjar dan pahlawan nasional.
Pangeran Antasari memimpin perlawanan hebat melawan penjajahan Belanda dalam Perang Banjar pada abad ke-19. Dengan gelar Khalifatul Mukminin, Pangeran Antasari tak hanya seorang pemimpin politik dan militer, tetapi juga pemuka agama yang dihormati. Kisah perjuangannya yang heroik tetap dikenang hingga kini sebagai simbol semangat kemerdekaan.
Di bawah ini, temukan berbagai informasi dan cerita menarik lainnya yang bisa kamu simak di seputar CERITA’YOO.
Latar Belakang Dan Keluarga Bangsawan
Lahir pada 1809 dengan nama Gusti Inu Kartapati, Pangeran Antasari adalah cucu Pangeran Amir dan keturunan Sultan Banjar. Ibunya, Gusti Hadijah, cucu Sultan Sulaiman, sedangkan ayahnya Pangeran Mas’ud, putra Pangeran Amir. Keluarga bangsawan ini berperan penting dalam sejarah Kesultanan Banjar meski menghadapi konflik internal memicu perebutan kekuasaan.
Pangeran Antasari memiliki tiga putera dan delapan puteri, dan keluarganya tetap menjadi bagian dari sejarah panjang Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Hubungan pernikahan dengan keluarga kerajaan semakin menguatkan posisinya sebagai figur penting di Kesultanan Banjar.
Silsilah keluarga yang memegang tradisi islam dan kerajaan menjadikan Antasari seorang tokoh yang dihormati tidak hanya secara politik, tetapi juga secara budaya dan keagamaan. Warisan keluarganya bersambung hingga masa-masa perjuangan melawan penjajah.
Kepemimpinan Dan Peranannya Sebagai Sultan Banjar
Pangeran Antasari diangkat menjadi Sultan Banjar dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin pada tahun 1862 setelah mendukung Hidayatullah II dalam perebutan takhta. Pengangkatannya merupakan bentuk perlawanan terhadap intervensi Belanda dan pembubaran kesultanan secara sepihak.
Sebagai Sultan, Antasari memadukan peran sebagai pemimpin pemerintahan, panglima perang, sekaligus pemuka agama tertinggi. Ia bukan hanya menjadi pemimpin suku Banjar, tetapi juga memimpin suku lain di wilayah pedalaman Kalimantan seperti Ngaju dan Maanyan.
Pidato pelantikan yang terkenal dengan seruan, “Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah,” menginspirasikan pengikutnya untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi penjajahan secara gigih dan berani.
Baca Juga: Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional Yang Abadi
Perlawanan Terhadap Penjajahan Belanda
Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari beserta sekitar 300 prajurit menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron pada April 1859. Perang ini menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan Selatan, dengan Antasari memimpin penyerangan ke pos-pos Belanda di banyak lokasi.
Meskipun Belanda memiliki persenjataan modern dan bantuan dari Batavia, Antasari dan pasukannya mampu bertahan dan menimbulkan perlawanan sengit. Bahkan Belanda sempat memasang hadiah besar untuk penangkapan dan pembunuhan Antasari, namun tidak ada yang berani menerima tawaran tersebut.
Perang ini mengakibatkan ketegangan yang berkepanjangan, yang akhirnya membuat Antasari memindahkan pusat bentengnya ke Muara Teweh demi mempertahankan wilayahnya. Perjuangannya menjadi lambang keberanian rakyat Kalimantan Selatan melawan kolonialisme.
Penghargaan Dan Warisan Abadi
Setelah beberapa bulan memimpin perlawanan, Pangeran Antasari meninggal dunia pada 11 Oktober 1862 di usia sekitar 53 tahun karena penyakit paru-paru dan cacar di tengah medan pertempuran. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, Muhammad Seman.
Kerangka Antasari yang telah lama terkubur di hulu sungai Barito dipindahkan pada 1958 dan dimakamkan kembali di Taman Makam Perang Banjar. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1968 sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi bangsa.
Nama Antasari diabadikan dalam berbagai fungsi dan tempat strategis, termasuk Korem 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan Selatan, “Bumi Antasari,” sekaligus dipasang di uang kertas Rp2.000 sebagai simbol kebanggaan nasional.
Jangan lewatkan waktu berharga Anda dan temukan beragam kisah inspiratif dan cerita penuh semangat yang siap memotivasi langkah Anda, hanya di CERITA’YOO.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari jendelapuspita.com
- Gambar Kedua dari detik.com